Samstag, 5. Januar 2013

Tata Bahasa Tagmemik


Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang terkenal adalah Linguage in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954). Menurut aliran Ini, satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang berarti susunan). Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.

Teori tagmemik pertama-tama dikembangkan oleh Kenneth L Pike, dan digunakan Summer Institute of Lingusitics (SIL) untuk pelatihan analisis bahasa. Kemudian dikembangkan oleh Longacre (1965); Cook (1969), (1971); Thomas (1986) di Indonesia teori ini dapat dilihat pada karya Ba’dulu dan Herman (2005).
Unit Analisis Tagmemik

Unit utama analsis tagmemik adalah tagmem yang berhubungan dengan fungsional slot dan kategori yang mengisi slot. Istilah tagmem pertama kali disebutkan oleh Bloomfield (1933) yaitu unit terkecil dari bentuk gramatika yang memilki makna. Sementara itu Pike (1958) menggunakan tagmem dengan istilah grameme pada mulanya yang kemudian diubah menjadi tagmem. Parera (1993:61) mengemukakan bahwa tagmem –tagmem adalah hubungan fungsi, bentuk yang didistribusikan dalam konstruksi bahasa, atau korelasi dari sebuah fungsi gramatikal dalam gatra dengan kelas (kelompok) unsur-unsur yang bergantian mengisi gatra tersebut.
Elson dan Pickett (1962:57) mendefinisikan tagmem sebagai unit gramatikal, yaitu korelasi antara fungsi gramatikal atau slot. Korelasi slot ini memiliki sebuah distribusi dalam hirarki gramatikal bahasa.
1) Slot
Slot merupakan posisi dalam kerangka konstruksi, slot menunjukan hubungan gramatikal serta menunjukan peran bentuk dalam kosntruksi kalimat. Jadi, subyek, obyek, lokasi, modifikator, inti merupakan slot .
2) Kelas Pengisi
Kelas pengisi terdiri atas semua unit yang mengisi slot. Kelas pengisi merupakan suatu kelas distrubusi misalnya, subyek diisi oleh pronomina persona, frasa nomina, predikat diisi oleh verba, adjektiva dan lain-lain
3) Notasi Tagmemik
Semenjak tagmem merupakan hubungan antara slot dan kelas pengisi , slot biasanya dilambangkan dengan huruf besar yang menunjukan fungsi khusus misalnya (S untuk subyek,O untuk obyek) dan bentuk kelas digunakan juga huruf besar apabila sebagai frasa ( N untuk frasa nomina, V untuk frasa verba), dan nama singkatan dalam huruf kecil apabila itu merupakan kata ( loc untuk istilah lokasi, temuntuk temporal, n untuk nomina, v untuk verba). Tanda bagi (: ) selalu diletakan antara dua hubungan. Selanjutnya tagmen wajib ditandai oleh tanda plus ( +) tanda tidak wajib ditandai oleh minus (-).
4) Jenis-Jenis Tagmem
Ada berbagai jenis tagmem tergantung tipe konstruksi dimana mereka muncul. Jenis-jenis tagmem tersebut yaitu, (1) wajib yang ditandai dengan tanda plus (+) dan(2) tidak wajib yang ditandai dengan tanda minus (-), (3) tagmen inti yaitu tagmem yang bisa menjadi wajib ataupun tidak wajib , (4) tagmem periferi yaitu tagmen yang kehadirannya tidak wajib.
Teori tagmemik terdiri atas komponen- komponen, yaitu komponen tata bahasa (gramatika), dan komponen leksikon. Komponen tata bahasa merupakan serangkaian pernyataan sintaksis mengenai struktur kalimat, struktur klausa, struktur frasa dan struktur kata. Setiap konstruksi pada tiap tingkat diformulasikan dalam kaitannya dengan satuan-satuan tagmem, yang secara eksplisit memberikan penjelasan baik fungsi maupun bentuk setiap unsur dalam konstruksi. Komponen kedua adalah leksikon. Leksikon mendaftarkan satuan-satuan bentuk dari bahasa, disertai klasifikasi dan maknanya (glos). Terakhir, komponen fonologis memberikan pada kalimat memberikan realisasi fonetis dalam bahasa tersebut.
Contoh dalam bahasa Melayu Manado di bawah ini akan menjelaskan organisasi teori tagmemik mulai tataran sintaksis sampai tataran kata yang menjadi pusat penelitian. Contoh di bawah ini akan menjelaskan organisasi teori tagmemik dengan mulai dari tataran sintaksis sampai pada level kata.
Tata Bahasa (Grammar)
Konstruksi pada tataran kalimat:
contoh: dorang samua makang nasi
3rdPl semua makan nasi
‘mereka semua makan nasi’
kalimat sederhana = + Dasar : klausa transitif – Intonasi
Rumusan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut sebuah kalimat sederhana terdiri dari sebuah dasar wajib yang diisi oleh klausa transitif dan diakhiri oleh Intonasi
Konstruksi pada tataran klausa:
Klausa transitif (tCl) = +S: N: + P :tv(verba transitif) + ±O:N
Penjelasan rumusan di atas adalah klausa transitif terdiri dari sebuah subyek wajib yang diisi oleh frasa nomina , sebuah predikat wajib yang diisi oleh verba transitif dan obyek tidak wajib yang memiliki kategori frasa nomina.
Konstruksi pada tataran frasa :
N1= ± det + ± mod + inti :n1
N2 = ± det + ±mod + inti : n2
tV= + H: tV
Penjelasan rumusan di atas, sebuah frasa nomina yang memiliki dua inti dimana frasa nomina pertama terdiri dari sebuah determiner yang optional , modifier yang optional serta inti nomina wajib. Frasa nomina kedua memiliki determiner yang opsional , modifier yang juga opsional serta inti nomina wajib. Ketiga sebuah frasa verba yang memiliki inti verba transitif yang wajib.
Konstruksi pada tataran kata :
Contoh di atas, dorang samua makang nasi ‘mereka semua makan nasi’ konstruksi ini terdiri dari masing-masing satu morfem bebas sehingga tidak perlu direpresentasikan dalam konstruksi morfem-morfem lain langsung masuk menjadi sebagai morfem bebas. Untuk memperjelas konstruksi pada tataran kata lihat pembahasan contoh di bawah ini , pangmakang ‘orang yang sering makan’
Konstruksi tagmemiknya:
Sebuah nomina = + inti : verba transitif (tv) + pn {pang-}, penjelasan sebuah nomina memiliki verba transitif sebagai inti dan penanda nomina.
Leksikon
dorang dasar nomina(n1) ‘orang ke tiga jamak’
samua dasar adverb ‘semua’
makang dasar verba ‘makan’
nasi dasar nomina (n2) ‘nasi’
{paŋ-} pn(penanda nomina) ‘pelaku’
Sub Pokok Bahasan : Tatabahasa Tagmemik
Rujukan :
– Lyons 1995 (Pengantar Teori Linguistik)
- Alwasilah 1983 (Linguistik suatu Pengantar)
- Chaer 1994 (Linguistik Umum).
Aliran tagmemik
Teori Mazhab Tagmemik
Tagmemik memandang bahasa tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan sebagai konteks tingkah laku manusia. Dalam pemerian bahasa Tagmemik memperhitungkan fonologi, morfologi, sintaksis, makna dan konteks secara serentak.
Tagmemik menekankan keketatan pembagian tataran dalam pemerian bahasa, yakni dengan menghindari percampuradukan tatatan dalam analisis karena masing-masing tataran menduduki fungsi khusus dalam satu hirarki. Yang dimaksud dengan hirarki ialah bahwa unsur-unsur bahasa mengikuti suatu aturan dari yang tekecil sampai dengan yang terbesar. Suatu satuan yang besar terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil, dan satuan-satuan yang lebih kecil terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi, sampai pada satuan-satuan terakhir. Tataran di atas tergantung pada tataran di bawahnya dan semuanya saling berhubungan.
Teori Tagmemik menggunakan alat pemerian yang memilahkan padangan etik dan pandangan emik. Etik adalah suatu satuan yang merupakan bagian dari tingkah laku tutur maupun tingkah-laku nontutur, disebut etik apabila manifestasi diamati, dipikirkan dan diukur secara imprsionistis oleh pengamat atau peneliti sebagai orang luar. Suatu satuan disebut emik bila satuan tersebut meruakan suatu bagian dari suatu sistem tertutup, bukan menurut pengamat maupun peneliti (orang luar). Prinsip etik dan emik merupakan dasar epistemologis teori tamemik yang menemukan pola dan makna pada ada yang ditelitinya. Secara lengkap dan terperinci perbeadaan konsep etik dan konep emik adalah sebagai berikut:
EMIK
1. Mengamati satu kebudayaan atau bahasa secara khusus.
2. Satuan lingual ditentukan oleh apa yang ditemukan di lapangan pada waktu meneliti suatu bahasa.
3. Struktur bahasa yang ditemukan waktu meneliti dan telah diujikan pada penutur asli.
4. Pandangan internal (orang dalam) mengenai suatu sistem berdasarkab kriteria yang ada dalam sisten itu sendiri.
5. Kriteria bagi suatu pandangan bersifat relatif (nisbi) menurut sifat-sifat internal.
6. Suatu satuan mempunyai hubungan fungsional dan struktural dengan satuan yang lebih besar dan bersama-sama membentuk hierarki.
7. Dua satuan etik dinyatakan berbeda bila pengukuran dengan alat bantu menunjukan adanya perbedaan.
8. Data etik diperoleh dari analsis yang bersifat sementara atau sebagian
ETIK
1. Mengamati semua kebudayaan atau suatu kelompok yang dipilih secara bersama- sama secara komparatif
2. Pandangan tentang satuan lingual sebelum mengadakan penelitian lapangan mengenai suatu bahasa, seperti ramalan pola-pola berdasarkan pola behasa peneliti.
3. Struktur bahasa yang diperkirakan sebagai hasil kreasi peneliti sebelum diuji pada penutur asli.
4. Pandangan eksternal (orang luar) mengenai suatu sistem.
5. kriteria bagi suatu pandangan bersifat mutlak dan dibangun menurut dasar penalaran peneliti dan mungkin dapat diukur dangan nyata dan langsung memakai alat.
6. Suatu satuan tidak perlu dipandang sebagai bagian dari satu-satuan yang lebih besar.
7. Dua satuan emik berbeda bila satuan-satuan tersebut menghasilkan tanggapan yang berbeda pada penutur asli.
8. Data emik menurut pengetahuan yang utuh tentang keseluruhan sistem dan merupakan data akhir.
Tokohnya Kenneth L. Price, seorang tokoh dari summer institute of linguistic yang mewarisi pandangan-pandangan dari bloomfield, sehingga aliran ini bersifat strukturalis tetapi juga antropologis. menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmen (dalam bahasa yunani yang berarti susunan). Yang dimaksud tagmen adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisisi slot tersebut. Ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa. Bukunya yang terkenal adalah Linguage in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954).

sumber: http://languagemta.wordpress.com/2012/03/08/tata-bahasa-tagmemik/

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More